PENGANTIN KANAK-KANAK BERUSIA 8 TAHUN MENINGGAL DUNIA DI MALAM PERKAHWINANNYA.





Ya Tuhan, apa sudah jadi.

Islam adalah deenul rahmah dan kasih sayang. Islam juga adalah deenul fitrah dan kebajikan. Islam datang bukan menuntut hak dan kelebihan tetapi Islam datang untuk melaksanakan tanggungjawab dan amanah.

Namun realiti yang menyedihkan apabila muslim sendiri yang membunuh Islam dengan kerosakan aplikasi tanpa aqal dan mengikut hawa nafsu. Banyak bukti yang telah berlaku dan akan terus berlaku selagi tiada kesedaran untuk membaiki keadaan.

Teringat kata-kata Anis Matta, presiden PKS dalam salah satu ucapannya,
"Haq dan perlaksanaan ke atas haq adalah 2 perkara yang berbeza."

Haq adalah apa yang termaktub, dan perlaksanaan haq adalah perkara yang berkaitan dengan daya fikir, daya memahami, daya sensitiviti dan hawa nafsu.

Semoga Allah menjauhkan kita dari tergolong dalam golongan mereka yang merosakkan Islam atas nama Islam. 

Na3uzubillah minzalik.



pernikahan itu buahnya kasih sayang dan kecintaan.
Bukan kebencian dan penzaliman.

Al Nahar, Lebanon, has reported that an eight year old child bride died in Yemen on her wedding night after suffering internal injuries due to sexual trauma. Human rights organizations are calling for the arrest of her husband who was five times her age.

The death occurred in the tribal area of Hardh in northwestern Yemen, which borders Saudi Arabia. This brings even more attention to the already existing issue of forced child marriages in the Middle Eastern region.

"According to the United Nations Population Fund (UNFPA), between 2011 and 2020, more than 140 million girls will become child brides. Furthermore, of the 140 million girls who will marry before the age of 18, 50 million will be under the age of 15."

It is reported that over a quarter of Yemen's young girls are married before the age of 15. Not only do they lose access to health and education, these child brides are commonly subjected to physical, emotional and sexual violence in their forced marriage.

One of the main issues is that there is currently no consistent established definition of a "child" that has been agreed upon worldwide. This leaves various interpretations within countries and little protection for those who are affected.

Establishing this age limit is among the top priorities of groups like HRC which was responsible for publishing the 54-page report “How Come You Allow Little Girls to Get Married?”, documenting the lifelong damage to girls who are forced to marry young. Most pro age-limit organizations agree that 18 should be the legal age for marriage.

In February 2009, a law was created in Yemen that set the minimum age for marriage at 17. Unfortunately, it was repealed after more conservative lawmakers called it un-Islamic.

Sumber


Syukran jiddan ..sudi baca entry nie


3 comments

10 September 2013 pada 10:51 PTG

ni lah masalahnya bila orang menggunakan alasan agama untuk menghalalkan nafsu kuda mereka

12 September 2013 pada 3:10 PG

apabila agama disalahgunakan, perempuan ditindas, tidak diberi pendidikan agar mudah ditakut-takutkan dan diperbodohkan, dari kecil hinggalah ke tua... geramnya aku rasa, macam nak ambil senap*ng dan temb*k saja semua jantan-jantan yang gemar menggunakan alasan agama untuk membenarkan apa yg salah, membenarkan nafsu buas luar tabii mereka mengotorkan nama agama mereka sendiri... astaghfirullahalazim

14 September 2013 pada 1:31 PTG

macam-mcam berlaku sekarang ini. Allah tunjukkan kita kebesarannya sebagai peringatan

Catat Ulasan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Full Edit By Nabila Medan. All Right Reserved To Me.